Jumat, 18 November 2011

ISLAM ADALAH JAWABAN 
“Umat Islam mundur karena meninggalkan agamanya, sementara orang barat maju karena meninggalkan agamanya” ~Syekh Syakib Arsalan~ Dalam hadist Rasulullah SAW disebut al Islamu ya’lu walaa yu’la ‘alaih” paling tinggi dan tidak ada yang melebihinya” Islam sebagai anugerah terindah dari Allah SWT, harusnya menjadi dasar rujukan dalam menghadapi kehidupan ditengah serangan badai jahiliyyah.

Dikekinian, apa-apa Barat telah menjadi role model kita, Barat-lah yang paling keren di mata kita. Padahal seorang Martine Kramer, bangsa Yahudi Direktur Moshe Dayan Cntre for Middle Eastrn and African Studies, Univ. Tel Aviv Israel, mengatakan , jika saja di tahun 1000 M , hadiah nobel sudah ada pasti bakal direbut sepenuhnya oleh orang Islam.

Salah satunya mungkin Al Biruni (973-1050 M), seorang multi ahli yang brillian dengan berbagai keahlian : astronom,matematikawan, ahli mineral, pakar botani, bahasa dan sejarah. Yahudi terkemuka mengakui bangsa Yahudi mengalami masa keemasan bukan saat sekarang, saat menjadi negara teroris dengan Israelnya. Seumur-umur menjadi bangsa selama 2500 tahun, bangsa Yahudi paling makmur dan gemilang justru di bawah kekuasaan Khalifah Islam Namun banyaknya kelakuan buruk orang-orang yang “mengaku” Islam membuat agama mulia ini, akhirnya terlihat ‘rese’, rusuh bahkan kumuh.

Tidak sedikit yang menganggap jika ingin menjadi Islam sejati mesti ke Arab-araban, perampuan boleh di madu, hukum rajam yang bikin bulu kuduk merinding sehingga jika mengikuti ajaran Islam akan dianggap kampungan. Belum lagi, munculnya organisasi-organisasi yang bersifat “eksklusif “habis. Baiklah, mari kita coba menengok sebentar ke belakang, bagaimana sejarah Islam 13 abad lamanya, menggenggam dunia.

Okelah, kita tahu bahwa romantisme sejarah saja tidak akan cukup, tapi minimal kita tahu bahwa ketika Islam dipraktekkan dalam pentas sejarah, hasilnya akan luar biasa. Jadi sebagai umat muslim, tidak perlu kita merasa minder, kita bisa menatap ke depan dengan bercermin pada sejarah kita sendiri lalu mengambil sisi positifnya.

Annemarie Schimmel, berkebangsaan Jerman professor di bidang kajian Asia Selatan Harvard University, jauh sebelumnya telah mengatakan. Tidak memberikan tempat bagi keragu-raguan; Agama yang berjaya inilah satu-satunya agama sejati dan orang yang mengajarkannya adalah nabi Tuhan yang sejati pula.


PALESTINE, FORGIVE US! 
Ya Rabb, terima kasih masih menggetarkan hati kami,tak buta pada ujianmu; tentang persaudaraan, kemanusian dan cinta kami.Sedang berlangsung di sana, tempat yang bernama PalestinaTak ada yang sulit bagi-Mu, Tuhan Yang aku sembah.Dengan kehendak-Mu, saat ini pun musuh kami akan lenyap.Semudah
Engkau membolak balik hati kami, Wahai Sang Pemilik hidup kami.Ampuni kami Ya Allah,atas ketakutan, kehilafan kami dan ketidakberdayaan kami,

atas saudara-saudara kami. 
atas kegembiraan kami, pada kesedihan mereka 
atas kebebasan kami, pada keterbelengguan mereka 
atas kenyamanan kami, pada ketakutan mereka. 
atas kekenyangan kami, pada kelaparan mereka. 
atas kerugian kami, pada kesahidan mereka 

Ya Allah, Zat Yang Maha Agung, jika doa dan airmata kami masih bisa membantu mereka biarkan ini menjadi senjata kami hingga kami memiliki keberanian membela agama-Mu dengan tangan kami. Office, ba’da dzuhur 1, Juni 2010 (Umma Azura) “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Allaahumma’jurni fii mushiibatii wakhluflii khairan minhaa ” “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, berilah pahala kepadaku dan gantilah aku dengan yang lebih baik (dari musibah ini).” (HR Muslim 2/632). 

surat Al-Baqarah 156-157: 
“Orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengatakan: “inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami ini milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya). Mereka itu mendapatkan shalawat (pujian) dan rahmah. Merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

My note :
 ahhh, hanya hembusan nafas panjang membaca berita-berita sedih itu. Tentang sebuah negeri seribu konflik yang sudah mengabariku sejak saat aku sudah mulai bisa membaca, dan mendengar kabar. 

Aku terhenyak, sudah sangat lama derita mereka Hatiku bertanya apakah seharusnya aku bersyukur tidak dilahirkan di Palestina, ataukah sebenarnya mereka yang bersyukur sudah lahir di sana??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar