Jumat, 18 November 2011

TERTINGGAL DIMASA LALU
yang kutahu, aku masih mencintaimu
seperti pertama kali
kuinginkan kau, sebesar mimpiku
yang kau buai dengan gairahmu

ku masih disini,
mengais kenanganmu,
hanya itu yang kau sisakan

at 2.20 am my room
lagu ini, bikin jauh kembali. sebenarnya ini bukan puisi yang sama. Tadi sudah buat, tapi tiba-tiba ‘shit’ mati lampu, tak cukup 5 menit, tapi aku tak mampu mengulang lagi kalimat yang sama. Untung masih bisa bikin yang lumayan.

Terima kasih, buat sobat yang mereferensikan lagu ini, dahsyat. Bikin emosi terluapkan. Bahkan membuka kisah-kisah jadul yang sangat indah.
Terima kasih juga buat yang sudah sediakan sari laut semalam ini, sehingga lapar terpuaskan. Jadi gimana mo diet??

Hmmm, sedang berpikir; ” Tuhan, apa saya salah? membuka dan mengintip masa lalu membayanginya di kekinian lewat matanya? “…..


KENANGAN ITU
jika saja, engkau tinggal sedikit lebih lama
maka kau akan liat betapa ku pantas untukmu..
jika saja saat itu, hatimu sedikit lebih jujur..
maka hari ini, aku bisa membahagiakanmu

terlalu cepat…
saat bahagia berpendar…
seribu rencana tentang kasih…
kini hanya bagai gelas kosong..
mengetuk hatiku yang dahaga

03.34 am
Selalu begini,ide bikin puisi tidak bisa aku paksa, di sepertiga malam, baru mau lahir. Menemani teman di seberang sana yang sedang terbaring di hospital, menanti kekasih virtualnya yang belum juga muncul.. Akh akhirnya sy yang jadi pelarian..
Jatah nasi goreng yang dibelikan seorang teman cukup membawa pengaruh, karena kali ini perut tidak lagi menghiba minta diisi, tapi gantian mata yang minta dikasihani…tak ada kopi, karena kali ini bukan di kantor, di ruang pribadi dengan tempat tidur di sebelahku, sedang merayuku untuk segera merebahkan diri.
Hujan rintik menambah rumit situasi, karena akan susah bagi saya memilih antara buat puisi baru ato tidur dibuai nyanyian hujan yang syahdu.
tp baiklah sy mengalah, segera harus tidur, tubuh dan otakku butuh istirahat tak ada kompromi, malam semua…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar